Puluhan warga Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Bali, keracunan
tiwul. Bahkan beberapa di antaranya harus dirawat inap di puskesmas
setempat.
Puluhan korban tersebut membeli tiwul dari pedagang
keliling bernama Farida, Rabu (8/5) malam. Farida yang ditemui di
Puskesmas Pengambengan menuturkan bahwa begitu tahu salah satu
kerabatnya keracunan setelah makan tiwul buatannya, dia langsung
keliling mencari orang-orang yang juga membeli.
"Rata-rata yang
membeli itu langganan saya sehingga saya hafal orang-orangnya. Memang
saat saya datangi gejala keracunan sudah terlihat sehingga mereka
langsung saya suruh ke Puskesmas," kata Farida, seperti dikutip dari
Antara, Kamis (9/5).
Farida curiga, racun pada makanan
tradisional tersebut berasal dari singkong yang dia beli di pasar.
Biasanya dia membeli singkong mentah utuh untuk diolah menjadi tiwul.
"Tapi
karena tidak dapat singkong mentah saya membeli di pasar singkong
kering yang sudah dicacah," ujar perempuan yang tampak cemas saat
menunggu di puskesmas itu.
Ia akan berhenti menjual tiwul karena
trauma atas kejadian itu. "Sementara ini saya ingin menenangkan diri
dulu. Sungguh saya tidak tahu kalau tiwul tersebut mengandung racun,"
katanya.
Hingga saat ini masih terdapat 27 korban keracunan tiwul yang menjalani perawatan di Puskesmas Pengambengan.
Selain
warga, ada tiga nelayan yang keracunan di tengah laut setelah menyantap
tiwul buatan Farida. Ketiga nelayan langsung dibawa ke Muncar,
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, karena posisi perahu mereka lebih
dekat ke wilayah itu dibandingkan ke Pengambengan.
Dari
komunikasi dengan nakhoda perahu, kondisi tiga orang tersebut lemas,
sementara mereka tidak bisa merapat ke darat karena ombak besar.
"Bawa
saja ke daratan terdekat dimana saja, langsung cari dokter, Puskesmas
maupun rumah sakit terdekat," kata salah seorang warga yang
berkomunikasi dengan nakhoda perahu.
Dugaan tiga awak perahu
tersebut dibawa ke Jawa karena ditunggu hingga Kamis pagi perahu
tersebut tidak merapat ke Desa Pengambengan.
Untuk kasus
keracunan ini, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta sudah
mendapatkan sampel tiwul dan muntahan korban untuk diperiksa
laboratorium.
"Memang secara alami, singkong itu mengandung zat sianida. Tapi untuk pastinya, tunggu saja hasil laboratorium," katanya.
Menurut
Suasta, biaya pengobatan seluruh pasien yang keracunan tiwul ditanggung
pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM).
Sementara pihak kepolisian juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap
Farida
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking